Apa yang terjadi jika enam anak muda Indonesia berkongsi unyuk fokus pada satu tujuan? Mereka bisa mencuri karya seni yang paling berharga di Indonesia. Yaitu lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya maestro Raden Saleh yang disimpan di Istana Presiden.
Itu adalah ringkasan paling singkat dari Mencuri Raden Saleh yang berdurasi lebih dari 2,5 jam. dengan masa putar yang begitu panjang, tantangan utama film ini adalah memaksa penonton tetap melek dan awas sepanjang pertunjukkan. Sebuah tantangan yang tak ringan.
Mencuri Raden Saleh memakai resep klasik untuk mengatasi soal ini dengan menyajikan plot twist demi plot twist yang tak berkesudahan.
Sebagaimana umumnya film dengan unsur kriminal sebagai pelaku utama sekaligus tokoh protagonisnya, film genre pemalsuan sekaligus pencurian berusaha menjawab satu pertanyaan pokok: bagaimana caranya supaya pelaku tidak ketahuan dan/atau tidak tertangkap aparat.
Dalam Mencuri Raden Saleh, pelukis yang masih mahasiswa, Piko Subiakto (Iqbaal Ramadhan) ditokohkan sebagai master forger kelas dunia: lukisan palsunya mulai dari karya lukis Widajat sampai Raden Saleh, tak bercela.
Teknik Piko oke, style dapat. Lukisannya bahkan menembus Galeri Seni dan Rumah lelang prestisius dengan harga mendekati miliaran. Seperti film Heist pada umumnya, Piko memiliki tim yang solid. Walaupun kadang ribut, tetapi mereka terdiri dari 5 ahli.
Ucup sang hacker (Angga Yunanda), Sarah si jago beladiri (Aghniny Haque), Gofar sang mekanik (Umay Shahab), Fella sang manajer (Rachel Amanda), dan Tuktuk sang driver (Ari Irham). Semuanya memiliki karakter dan latar belakang serta motivasi untuk terlibat dalam pencurian Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Namun fokus berputar pada tokoh Piko. Ayahnya di penjara karena perampokan bank. Sang Ayah yang bernama Budiman (Dwi Sasono), mendekam dalam penjara dan kasusnya hanya bisa dikasasi ke MA kalau ada modal Rp2 miliar. Mencuri Raden Saleh adalah sebuah ikhtiar untuk mencari uang modal perkara itu.
Review Film Mencuri Raden Saleh
Sutradara Angga Dwimas Sasongko benar-benar bertaruh dengan kekuatan skenario dan jalan cerita, meski tentu saja para pemain tak bisa dipandang remeh. Sebagian memang sudah pernah menjadi bagian dari film Angga Sasongko sebelumnya. Sehingga sedikit banyak sudah saling paham karakter dan kualitas perannya.
Sementara pemain seperti Iqbal dan Umay, misalnya, adalah seleb dengan followers belasan juta orang. Popularitas sangat pemain boleh jadi bantu turut mengatrol sukses filmnya. Namun, mengumpulkan sekaligus 6 aktor dalam satu cast memiliki risiko menjadikan narasi film jadi sesak dan terlalu padat.
“Kenapa mereka? Karena keluar dari apa yang biasanya industri harapkan dari tipikal-tipikal anak-anak ini.” Kata Angga seperti ditampilkan dalam laman Instagram film tersebut, Mei lalu.
“Kenapa akhirnya menarik sekali melihat enam karakter ini, enam orang ini, enam aktor ini, jadi satu dalam sebuah frame dengan sebuah cerita di mana mereka ingin mencuri sesuatu yang besar, atau sesuatu yang penting ada di dalam Istana Presiden gitu.” Lanjutnya.
Pertaruhan Angga rupanya berhasil. Review dari film ini sangat positif, termasuk atau terutama dari kalangan sineas sendiri. Sutradara Joko Anwar yang baru saja panen besar dari Pengabdi Setan 2 dengan 6 juta penonton dalam 20 hari distribusi pertamanya, memberi resensi luar biasa dalam komentar melalui kanal Story di Instagram. Begitu pula dengan Reza Rahadian.